BANJARNEGARA, BADUGA NEWS – Pembangunan lapangan yang diinisiasi oleh warga Dusun Mawangi dan pembangunan jalan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Somawangi, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Berpotensi merugikan pihak lain yaitu bangunan rumah milik Rudin yang terancam longsor akibat pembangunan yang mengabaikan keselamatan lingkungan sekitar, perencanaannya yang dianggap kurang matang sehingga bisa mengancam keselamatan serta berdampak buruk bagi orang lain.
Proyek pembangunan jalan yang melewati di pinggir lapangan Dusun Mawangi tersebut dikerjakan oleh pemerintah desa dengan menggunakan anggaran yang bersumber dari Bantuan Khusus (BANSUS) APBD pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Tahun Anggaran 2024 Sebesar Rp 75.000.000,. Dan selaku Tim Pelaksana Kegiatan adalah Desa Somawangi yang terpampang jelas di Plang Informasi Kegiatan Pembangunan Desa, dengan jenis kegiatan Pembangunan Rabat di Dusun Mawangi RT: 01 RW: 07 dengan Volume Panjang 285 M dan Lebar 2 M serta Tinggi 0,10 M.
Tetapi di sisi lain, bangunan jalan tersebut ada yang kelihatan menyempit atau mengecil tampak berkurang volumenya dari 2 meter, pada hal di Papan Informasi Kegiatan tertulis 2 meter, di bagian sepanjang samping atau pinggir lapangan yang lebarnya kurang dari 2 meter, hal tersebut mengundang pertanyaan dari masyarakat, ditambah lagi tidak Jauh dari lapangan, salah satu rumah warga terancam ambruk, membuat pemilik rumah merasa sangat takut karena rumahnya terancam longsor.
BACA JUGA: Warga Mengeluhkan Pengerukan Tanah Milik Pribadi yang Berdampak Pada Longsornya Rumah di Sekitarnya
Pelaksana kegiatan pembangunan lapangan tersebut diduga telah melakukan kegiatan yang mengabaikan keselamatan dan menyebabkan salah satu warga berteriak dan menjerit meminta tolong agar tanah yang telah dikeruk sehingga mengakibatkan bangunan rumahnya terancam longsor. Diapun meminta untuk segera dibangun pondasi atau pengaman.
Menurut keterangan dari pemilik rumah yang bernama Daryono Rudin ketika ditemui di lokasi rumahnya Rabu (4/12/2024) mengatakan bahwa, tebing disamping rumahnya yang setinggi 2 meter lebih tersebut sangat beresiko longsor, dengan adanya pembangunan jalan yang menuju lapangan.
“saya sudah ngomong untuk di betulkan atau di pondasi agar rumah saya nantinya tidak ambruk,” ujarnya.
Masih lanjut kata Rudin si pemilik rumah,
“Saya bingung mau ngadu kemana lagi, saya orang kecil cuma buruh nyangkul, itupun kalau ada yang nyuruh, saya juga heran masa pemerintah sama rakyat kecil kaya gitu ya?, saya Itu kalau hujan merasa takut akan longsor terus rumahnya ambruk,” ungkapnya dengan nada kecewa dan sedih.
Ismi Yunianto selaku Tim Pelaksana Kegiatan Desa, saat ditemui awak media di kantor Desa Somawangi menjelaskan;
“Terkait dengan Kegiatan Pembuatan Rabat Beton jalan di wilayah tersebut ada volume yang berkurang, di pinggir lapangan karna itu kondisi yang ada, namun hal Itu Nanti akan di alihkan ke titik lain yang masih wilayah di sekitar situ,” terangnya.
“Pada intinya kegiatan Pelaksanaan Pembangunan Jalan, laporannya akan sesuai dengan volume yang ada dan sudah berkoordinasi dengan Dispermades,” ungkapnya
Ismi melanjutkan masih terkait dengan kegiatan pelaksanaan jalan yang berdampak pada resiko longsornya Tanah warga.
“Hal tersebut sebenarnya sudah ada kesepakatan antara warga yang terdampak dengan pihak Pemdes dan pihak Pemdes juga akan membantu walaupun tidak seratus persen. Karena sekarang jalan baru selesai dan belum begitu keras, nanti kalau dilewati kendaraan untuk membawa material beban berat dikhawatirkan jalan malah jadi rusak,” paparannya menutup berita ini. (Rinatih)
Editor: SD